top of page
Search

Opini Publik Terkait Pencemaran Air Bersih di Kali Ciliwung (Indonesian)

  • EarthWalker Indonesia
  • May 10, 2017
  • 2 min read

Sebuah sungai dengan aliran bersih yang mengalir tenang bebas tidak berlumpur di tengah kota, itulah sungai Ciliwung pada awalnya. Namun hal tersebut kini sudah tidak berlaku lagi dikarenakan seperti yang terlihat, kondisi sungai Ciliwung saat ini dipenuhi sampah dan lumpur, sehingga air yang tadinya jernih menjadi keruh, hal ini tentunya disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak lain dan tidak bukan adalah masyarakat kota Jakarta, khususnya mereka yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung tersebut, di mana mereka mendirikan bangunan bangunan liar di bantaran sungai Ciliwung yang menyebabkan penyempitan arus sungai dan membuat sungai keruh karena banyak dari warga yang membuang sampah-sampah mereka ke aliran sungai sehingga sampah yang terus menerus dibuang menumpuk, yang menyebabkan arus air yang sebelumnya jernih menjadi tersumbat dan sangat berbau tentunya.


Sampah di mana-mana, bangunan liar bermunculan, meskipun adanya proses relokasi yang dilakukan pemerintah setempat, mereka seakan tidak mau tahu dan tetap mendiami bantaran sungai tersebut, dengan alasan mereka telah menimpati tanah tersebut selama berpuluh-puluh tahun lamanya, dan tidak tahu lagi harus tinggal dimana seandainya rumah mereka digusur oleh pihak pemprov D.K.I Jakarta. Sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk menormalisasi sungai Ciliwung tersebut. Hal – hal seperti ini yang membuat aliran air yang tadinya bersih menjadi tercemar, padahal manfaat dari sungai yang bersih berdampak baik bagi masyarakat sekitar dan bahkan seluruh warga kota Jakarta, akan tetapi mereka lebih memilih hidup kotor dengan mengkonsumsi air yang tercemar oleh limbah dan sampah mereka sendiri.


Hal ini yang menjadi perhatian banyak kalangan, terutama warga Jakarta di mana mereka menyayangkan kondisi kali ciliwung saat ini, padahal fungsi dan manfaaat sangat banyak, bukan hanya sebagi pemasok sumber air yang bersih tetapi juga sebagai jalan keluar untuk solusi banjir di ibu kota Indonesia tersebut.


Masyarakat sekitar sungai Ciliwung bahkan berpendapat bahwa tidak masalah menkonsumsi air dari sungai Ciliwung untuk kebutuhan sehari hari seperti mencuci, mandi, dan beraktifitas selagi air tersebut tidak diminum, namun hal ini yang menjadi kesalahan warga bantaran sungai Ciliwung, karena mereka hanya memikirkan bahwa sehat itu hanya dari dalam, selagi tidak mengkonsumsi secara langsung, maka tidak masalah untuk menggunakannya sebagi pemenuh kebutuhan sehari-hari. Penyakit bisa datang kapan saja dan di mana saja bukan hanya dari apa yang kita konsumsi tetapi juga dari kondisi lingkungan tempat di mana kita tingal dan kebiasan kita sehari hari jika lingkungan tersebut kotor dan kumuh maka tidak mustahil kemungkinan penyakit mematikan bisa saja menyerang masyarakat, hal-hal seperti inilah yang kurang diperhatikan oleh masyarakat terkait.


Mereka hanya berfikir bahwa jika mereka tinggal di sepanjang bantaran kali ciliwung maka segala sesuatunya menjadi lebih mudah seperti mencuci, membuang sampah, dan mengambil air untuk kebutuhan sehari hari (MCK), belum lagi biaya sewa tempat tinggal mereka yang sangat murah untuk ukuran ibukota. Oleh sebab itu mereka enggan untuk meninggalkan bantaran sungai Ciliwung, karena mereka sudah telanjur merasa nyaman, dan berfikir bahwa segalanya mudah jika tinggal di dekat aliran sungai dan faktor ekonomi juga ikut serta mempengaruhi mereka, dimana mereka tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk tinggal di tempat yang lebih layak. Hal ini tentunya menjadi masalah besar yang harus di tangani pemerintah provinsi D.K.I Jakarta, mengingat bahaya yang akan terjadi jika mereka terus menerus berada di bantaran kali Ciliwung.

Comments


+6259033334

Sahid Sudirman Centre, Karet Tengsin, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

©2017 by motherearthID. Proudly created with Wix.com

bottom of page